Kemiskinan Tidak Pernah Menghalangi Kita Untuk Mencicipi Pendidikan

Posted by novasorangindonesia | Posted in

Hari pertama di Gresik sungguh teramat luar biasa untuk dikenang. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari Gresik kecuali nasi krawu-nya, Semen Gresik dan Petrokimia Gresiknya... hehehehe.

Hari pertama ini kami (aku dan Haqi yang sama-sama imbisilnya) menyiapkan diri untuk menghadapi KP (Kerja Praktek) di Petrokimia Gresik, kami akhirnya terdampar di rumah teman satu angkatan tercinta (mas Joko ta'uu... Piss brur..) subhanallah kami disambut sangat ramah oleh ibunda temen saya tersebut. Kami bahkan diperlakukan bak raja (lebay mode on... hi3) di rumah tersebut. Tapi sebenarnya yang membuat hari pertama kami di Gresik begitu berkesan adalah ketika saya yang ganteng ini (upss..) berjumpa dan mengobrol dengan ayahanda temen saya yang bekerja di ekspidisi Petrokimia (salah satu anak perusahaan Petrokimia yang bergerak di bidang disrtibusi pupuk). Beliau bercerita tentang asal - usulnya yang membuat aku terharu sekaligus bangga menjadi bagian dari suratan takdir "KEMISKINAN".
Ayahanda Joko atau biar lebih akrab kita panggil bapaknya Joko berasal dari keluarga yang sederhana bahkan bisa dibilang kurang mampu karena pada saat itu sekitar 35 tahun yang lalu bapaknya Joko tumbuh besar dilingkungan desa yang masih kental dengan aroma taninya dan bapaknya Joko termasuk orang-orang yang berada di lingkaran kemiskinan saat itu. Tapi kemiskinan pula yang membuat bapaknya Joko ditempa bak di kawah candradimuka menjadi pribadi yang tangguh, mandiri bahkan bisa dibilang visioner. Karena pada saat itu bapaknya Joko berpikir 25 tahun lagi kalau bapaknya Joko tidak merubah nasibnya maka anak-anak dan cucunya kelak bakal menjalani takdir yang sama dan terkungkung dilingkaran yang sama.
Dengan hanya bermodalkan semangat dan nekat, bapaknya Joko merantau ke Gresik Kota untuk menemukan apa yang disebut pendidikan menengah ke atas. Bapaknya Joko sadar bahwa salah satu cara untuk merubah takdirnya yaitu lewat pendidikan. Akhirnya bapaknya Joko ketrima "hanya" disekolah SMEA yang pada saat itu cukup bagus di wilayah Gresik. Dengan dibantu sepeda ontel bekas yang diberikan temannya, kerja paruh waktu dari pagi sampai siang di koperasi dan tas bekas serta tikar lusuh yang selalu menemani dalam setiap tidur beliau, tidak pernah menyurutkan langkah beliau untuk menyelesaikan pendidikannya karena dengan itu beliau bisa membuat orang tua belia sadar bahwa dengan pendidikan bisa merubah nasib dan kemiskinan tidak pernah menghalangi kita untuk mencicipi apa yang dinamakan pendidikan. Selepas SMEA, dengan bekal ilmu yang dimiliki beliau, beliau mencoba mendaftarkan diri di perusahaan ekspedisi yang saat itu masih baru dilingkungan PG. Dengan usaha yang luar biasa keras beliau berhasil meyakinkan pimpinannya bahwa beliau pantas diterima disana, akhirnya beliau bekerja disana, hampir 25 tahun beliau bekerja dan merasakan pasang surut di perusahaan tersebut. Dengan semangat yang selalu tertular pada anak-anaknya maka sekarang anak-anak beliau sudah merasakan dan menaklukkan pendidikan tinggi sebuah cita-cita yang sangat ingin beliau rasakan dahulu.. Pasti anak-anak beliau bangga punya ayah sehebat beliau...


-tunggu kelanjutan kisah novas di Gresik seru hanya disini... wkwkwkwkkw-